Selasa, 12 April 2011

Pengantar pendidikan

BAB I
HAKEKAT MANUSIA DAN
PENGEMBANGANNYA
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud untuk menumbuh kembangkan potensi – potensi kemanusian terhadap peserta didik. Manusia mempunyai ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan, yaitu terbentuk dari kumpulan terpadu yang disebut dengan sifat hakekat manusia. Sifat hakekat manusia dengan segala dimensinya hanya dimiliki manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri – ciri khas tersebut membedakan secara prinsipil dunia hewan dan dunia manusia. Pemahaman pendidik terhadap sifat tersebut akan membentuk peta tentang karakteristik manusia sebagai landasan serta acuan baginya dalam bersikap menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi tradisional di dalam interaksi edukatif. Untuk mencapai tujuan diatas maka dikembangkan materi – materi sebagai berikut :
A. Sifat Hakekat Manusia
1. Pengertian Sifat Hakekat Manusia
Sifat hakekat manusia diartikan sebagai ciri – ciri yang karakteristik, yang secara prinsipiil membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika di lihat dari segi biologisnya.
2. Wujud Sifat Hakekat Manusia
Wujud sifat hakekat manusia terdiri atas :
a. Kemampuan menyadari diri;
b. Kemampuan bereksistensi;
c. Pemilihan kata hati;
d. Moral;
e. Kemampuan bertanggung jawab;
f. Rasa kebebasan ( kemerdekaan );
g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.
Di antara sifat – sifat diatas yang paling istimewa ialah adanya kemampuan menghayati kebahagiaan pada manusia. Dan semua sifat hakekat manusia dapat dan harus ditumbuh-kembangkan melalui pendidikan supaya menjadi searah dan seimbang menjadi manusia yang utuh.

B. Dimensi-Dimensi Hakekat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya
Dimensi hakekat manusia ada 4 macam antara lain :
1. Dimensi Keindividualan.
2. Dimensi Kesosialan.
3. Dimensi Kesusilaan.
4. Dimensi Keberagamaan.

1. Dimensi Keindividualan
Setiap orang memiliki keutamaan dan keutuhan yang tidak bisa dimiliki orang lain. Dimana satu orang dengan orang lain akan mempunyai perbedaan – perbedaan yaitu : sifat, watak, cara – cara kehidupan, tingkah laku dll. Kecenderungan ini sudah tumbuh mulai kanak – kanak. Perkembangan lebih lanjut menunjukan bahwa seseorang memiliki sikap dan pilihannya sendiri yang dipertanggung jawabkan sendiri. Kesanggupan untuk mempertanggung jawabkan sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas manusia.
2. Dimensi Kesosialan
Manusia merupakan makhluk sosial yang harus bersosialisasi dengan makhluk lain ( manusia ). Dalam arti lain manusia harus bergaul, berkomunikasi dan bekerja sama dengan manusia lain yang di dalamnya terkandung saling memberi dan menerima.
Adanya kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada seseorang dorongan untuk bergaul. Dengan majas pentingnya setiap orang untuk bergaul ( ingin ketemu orang lain ) maka betapa kuatnya dorongan untuk bergaul itu.

3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan diartikan sebagai suatu kepantasan yang lebih tinggi. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu Etiket ( persoalan kepantasan dan kesopanan ) dan Etika ( persoalan kebaikan ). Sehingga didalam imfleksi faedogosis dinyatakan bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping hak peserta didik.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakekatnya manusia itu makhluk religious. mereka mempercayai dan meyakini alam gaib ( kekuatan supranatural ) yang menguasai hidup di alam semesta ini. Setelah adanya agama, manusia mulai meyakininya dan agama merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting didalam kehidupan manusia. Sebagai tempat berteduh, berlindung, untuk keselamatan hidup di dunia ataupun di akhirat. Mengingat sangat pentingnya beragama, maka pendidikan agama tidak hanya di tempuh melalui pendidikan Formal saja, yaitu banyak kegiatan didalam pendidikan non Formal dan Informal.

C. Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakekat manusia, tetapi masih dalam wujud potensi belum beraktualisasi dalam wujud kenyataan. Dari kondisi potensi menjadi wujud aktualisasi perlu adanya perantara pendidikan dalam memberikan jasanya. Sehubung dengan itu ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu :
1. Pengembangan yang utuh, dan
2. Pengembangan yang tidak utuh.

1. Pengembangan yang Utuh
Pengembangan ini di tentukan oleh dua faktor yaitu : bagaimana kualitas dimensi hakekat manusia itu sendiri secara potensial dan bagaimana kualitas pendidikan yang tersedia sebagai pelayanan atas perkembangannya.
2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan ini terhadap dimensi hakekat manusia akan terjadi apabila didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat manusia yang terabaikan untuk dilayani akan berakibat terbentuknya kepribadian yang tidak mantap. Pengembangan semacam itu merupakan pengembangan yang patologis.
D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Pengertian manusia utuh sudah di jelaskan di atas. Sosok manusia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN. Dinyatakan bahwa pembangunan Nasional dilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan dilaksanakan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan untuk mengerjar kamajuan lahiriah ( pangan, sandang, perumahan, dsb ) dan kepuasan lahiriah ( pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, bebas mengeluarkan pendapat bertanggung jawab, dsb ) untuk mencapai cita–cita hidup di dunia dan kebahagian di akhirat.


















BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR – UNSUR
PENDIDIKAN

Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa sebenarnyayang dimaksud dengan pendidikan. Untuk memperjawaban tersebut maka harus melalui pemahaman unsur – unsur, sbb.

A. Pengertian Pendidikan
1. Batasan tentang Pendidikan
Adanya batasan – batasan tentang pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya :
a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing perserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
2. Tujuan dan Proses Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai – nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat ( PSH )
Konsep ini dikemukakan secara rinci karena didasari arah baru dunia pendidikan yang secara operasionalnya disebut pendidikan sepanjang hayat. Pendeknya tidak ada batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Selanjutnya PSH didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
4. Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Sedangkan belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemauan diri belajar dibawah bimbingan pengajar.
B. Unsur–Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang dibimbing (pendidik).
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7. Tempat di mana bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
C. Pendidikan sebagai Sistem
1. Pengertian Sistem
Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata “sistem” diantarnya sebagai berikut:
a. Sistem adalah suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh.
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsitem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Pendidikan juga merupakan wacana untuk membangun mahasiswa.
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Komponen-komponen sebagai sistem yang berdiri sendiri, sederajat dengan sistem pendidikan. Sebab suatu komponen dapat berubah status menjadi sistem apabila komponen tersebut dilihat secara tersendiri dan ternyata terdiri dari sejumlah sub-subsistem. Jadi sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup mikro dan ruang lingkup makro.
4. Pemecahan Masalah Pendidikan Secara Sistematik
a. Cara Memandang Sistem
b. Masalah Berjenjang
c. Analisis Sistem dalam Pendidikan
d. Saling Hubungan Antarkomponen
e. Hubungan Sistem dengan Suprasistem
5. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Pengajaran (Instruction)
- Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang/Program tertentu seperti pertanian, kesehatan, dan lain-lain.
- Makan waktu relatif pendek.
- Metode labih bersifat rasional, teknis praktis.



Pendidikan (Education)
- Lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sifat dan nilai-nilai)
- Makan waktu relatif panjang.
- Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi.
6. Pendidikan Prajabatan (Preservice Education) dan Pendidikan dalam Jabatan (Inservice Education) sebagai Subuah Sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu. Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Tenggang waktunya sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
7. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sabuah Sistem
Pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.








BAB III
LANDASAN DAN ASAS-ASAS
PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
A. Landasan Pendidikan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan berusaha menelaah masalah – masalah pokok.
2. Landasan Sosiologi
Landasan sosiologi merupakan landasan yang mempunyai nilai – nilai sosial didalam masyarakat, dimana nilai–nilai tersebut harus bisa penuhi dan kata hati.
3. Landasan Kultural
Landasan kultural merupakan landasan yang mempunyai nilai–nilai pendidikan di dalam setiap kebudayaan–kebudayaan.
4. Landasan Psikologis
Suatu landasan dimana dalam pengajaran peserta didik selalu memperhatikan kesiswaannya, sehingga peserta didik merasa memperoleh perhatian dari pendidik.

B. Asas–Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang dasar atau kemampuan berfikir baik terhadap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas–asas pendidikan meliputi :

1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tut wuri handayani merupakan semboyan Depdikbud, yang pada awalnya merupakan salah satu “Asas 1922”. Kemudian ditambah lagi dengan dua semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun karsa. ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas pancasila.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas ini merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Dan pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
(1) Meliputi seluruh hidup setiap individu.
(2) Mengarah kepada pembentukan.
(3) Tujuan akhir pendidikan.
(4) Meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar mandiri.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini merupakan lanjutan dari asas tut wuri handayani dan asas belajar sepanjang hayat. Dimana asas ini memerlukan perhatian dari setiap individu. Untuk memerlukan perhatian itu maka setiap individu dengan sendirinya tidak ada bantuan dari orang lain akan belajar secara mandiri.






BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI
TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu batas kebudayaan tertentu. Demikian di Indonesia pendidikan Nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.
Ciri–ciri masyarakat masa depan antara lain :
1. Kecenderungan Globalisasi
Masyarakat semasa depan bercenderung kepada globalisasi dengan masyarakat lain untuk mendapatkan sesuatu. Namun kecenderungan globalisasi harus tetap menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada disekitarnya sehingga tidak menyalahi aturan yang berlaku.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek merupakan perkembangan global dan globalisasi.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan sebagainya.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya. Tentulah memerlukan warga yang mau dam mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Dalam pembicaraan tentang perkiraan masyarakat masa depan, secara tersirat telah pula dibicarakan tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti; Kemampuan menyesuaiakan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan pengetahuan, dan kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan profesional.
2. Kemampuan Mengantisipasi Masa Depan
Untuk mengantisipasi masa depan masyarakat Indonesia perlu mengembangkan sumber daya manusia dengan cara belajar melalui pendidikan. Karena pendidikan merupakan pilar utama dan pilar yang sangat penting. Untuk menghasilkan masyarakat masa depan, maka pendidikan nasional berusaha menciptakan generasi yang bermutu dan berkualitas sehingga bisa diandalkan untuk mengantisipasi perubahan zaman di masa yang akan datang.




BAB V
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman, terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Sisdiknas membedakan dua jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang berjenjang mulai dari (taman kanak-kanak), SD dan SLTP. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melaui kegiatan belajar-mengajar yang berjenjang meliputi pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus, dan sebagainya.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu.

B. Tripusat Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.


1. Keluarga
Seperti telah dikemukakan bahwa pada mulanya, keluargalah yang terutama berperan baik pada aspek pembudayaan, maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan.
Fungsi dan peranan keluarga, keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial.
2. Sekolah
Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk malaksanakan pendidikan. Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan di sekolah untuk melaksanakan kebijakan nasional itu adalah secara bertahap mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Masyarakat
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:
a. Masyarakat sebagai penyalenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan.
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peran edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.
Yang dimaksud kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya, antara lain:
(a) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
(b) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
(c) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
(d) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas.
(e) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
(f) Memberikan pengetahuan.
(g) Memperluas cakrawala pengalaman anak.
C. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh-kembang anak pada umurnya. Khususnya untuk faktor lingkungan peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama. Kaiatan antara tripusat pendidikan dengan tiga kegiatan pendidikan untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan, dan kemahiran keterampilan.






BAB VI
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran-aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungakan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Selanjutnya, terdapat beberapa gagasan yang lebih bersifat satu gerakan dalam pendidikan yang pengaruhnya masih terasa sampai kini, yakni gerakan-gerakan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek.
1. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terdapat Pemikiran Pendidikan di Indonesia, di bagi menjadi 5 yaitu:
a. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
c. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalism yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J Rousseau (1712-1778).
d. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde adalah:
1) Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung.
2) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
Sedangkan J. Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Volle Leven sebagai berikut:
1) Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu.
2) Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya.
3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, di samping pendapatnya tentang pengajaran global.pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan: Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.
Kerschenteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar:
(1) Sekolah-sekolah perindustrian.
(2) Sekolah-sekolah perdagangan.
(3) Sekolah-sekolah rumah tangga.
d. Pengajaran Proyek
Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat oleh karena itu , pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.
e. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan di Indoneisa
B. Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia, diantarnya:
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaaan Taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut “asas 1922” adalah sebagai berikut:
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam prikehidupan umum.
2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
b. Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
Peraturan Dasar Persatuan Taman Siswa menetapkan berbagai upaya yang dilakukan Taman Siswa, baik di lingkungan perguruan maupun di luar lingkungan perguruan itu.
c. Hasil-Hasil yang Dicapai
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatra Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut:
1) Berpikir logis dan rasional.
2) Keaktifan atau kegiatan.
3) Pendidikan masyarakat.
4) Memperhatikan pembawaan anak.
5) Menentang intelektualisme.
Dasar-dasar pendidikan tersebut sebagai berikut:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan.
3) Kesusilaan.
4) Kerakyatan.
5) Kebangsaan.
6) Gabungan antara ilmu umum dan kajuruan.
7) Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan.
8) Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin.
9) Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa.
10) berjiwa aktif positif dan aktif negative.
11) Mempunyai daya cipta.
12) Cerdas, logis, dan rasional.
13) Berperasaan tajam, halus, dan estetis.
14) Gigih atau ulet yang sehat.
15) Correct atau tepat.
16) Emosional atau terharu.
17) Jasmani sehat dan kuat.
18) Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
19) Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah.
20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang.
21) Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik.
22) Waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin barulah para guru menjadi subjek dan murid menjadi objek.
23) Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, tidak hanya pandai menyuruh saja.
24) Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; berani karena benar.
25) Mempunyai jiwa konsentrasi.
26) Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha.
27) Menepati janji.
28) a. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-baiknya.
b. Kewajiban harus dipenuhi.
29) Hemat.
Demikianlah dasar-dasar pendidikan menurut Moh. Sjafei, yang mencangkup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Sejak didirikan, tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1) Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.
2) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3) Mendidik para pemuda agar berguana untuk masyarakat.
4) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
5) Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah (7 tahun, setara sekolah dasar), ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah), dan sebagainya.














BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
A. Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penangulangannya
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut di mana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan.
2. Masalah mutu pendidikan.
3. Masalah efisiensi pendidikan.
4. Masalah relevansi pendidikan.
Keempat masalh berikut akan dibahas secara berturut-turut pada bagian berikut ini.
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
C. Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional antara lain:
a. Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Cara inovatif antara lain:
a. Sistem pamong.
b. SD kecil pada daerah terpencil.
c. Sistem Guru Kunjung.
d. SMP Terbuka.
e. Kejar Paket A dan B.
f. Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.


2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan menjadi permasalahan yang sangat penting bagi dunia pendidikan, karena mutu pendidikan merupakan mutu bagi kemajuan dan pembangunan untuk dirinya sendiri maupun bangsa dan negaranya.
Banyak sekali pertanyaan menganai mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang ditanyakan adalah:
1. Apakah sistem pendidikan akan menciptakan pribadi yang bertakwa, mendiri, dan berkarya.
2. Apakah anggota masyarakat yang sosial akan bertanggung jawab.
3. Apakah anggota masyarakat yang mencintai tanah air akan memiliki kesetiakawanan. Jadi masalah mutu pendidikan juga menyangkut masalah pendidikan, yaitu bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakan apda angkatan mutu-mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Jadi upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia dan menejemen, yaitu:
a. Pengambangan kemampuan tenaga kerja kependidikan melalui studi lanjut latihan, perataran, seminar kegiatan kelompok.
b. Penyempurnaan kurikulum.
c. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
d. Penyempurnaan sarana belajar.
e. Peningkatan administrasi.
f. Seleksi yang rasional terhadap masalah yang mantap.
g. Kegiatan pengendalian mutu pendidikan.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
4. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencangkup sejumlah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan yaitu masalah seperti yang di gambarkan dalam rumusan pendidikan nasional.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. Perkambangan iptek dan seni.
2. Laju pertumbuhan pendudukan.
3. Aspirasi masyarakat.
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1. Perkambangan Iptek dan Seni
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memnuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada pertumbuhan penduduk dan penyebaran penduduk.
3. Aspirasi masyarakat
Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan merupakan tuntutan masyarakat dalam hal kehidupan yang lebih layak dan sehat. Serta adanya pekerjaan yang tetap.
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Pada suatu masyarakat kebudayaan itu harus sesuai dengan tuntutan zaman. Jika kebudayaan itu sesuai maka dikatakan maju, tetapi bila tidak sesuai maka dikatakan terbelakang.
E. Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya
1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan.
a. Masalah Keutuhan Pencapaiain Sasaran
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas lagi secara rinci di dalam GBHN butir 2a dan b, tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang maksud dengan manusia utuh itu adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani.
b. Masalah Kurikulum
Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan pelaksanaannya.
c. Masalah Peranan Guru
Dalam realisasinya guru dipandu oleh kurikulum dan guru merupakan sumber belajar menjadi pusat tempat bertanya.
d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun.
2. Upaya Penanggulangan
Upaya untuk menggulangi masalah-masalh diatas, yaitu:
a. Pendidikan afektif.
b. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuler dikerjakan.
c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat.
d. Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.
e. Untuk pelaksanaan pendidikan 9 tahun digerakan wajib belajar.


BAB VIII
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing-masing bangsa berdasarkan pada dan dijiwai oleh kebudayaannya. Kebudayaan tersebut sarat dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah sehingga mewarnai seluruh gerak hidup suatu bangsa.
A. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional Indonesia.
1. Kelembagaan Pendidikan
Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lambaga pendidikan baik dalam bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar.
2. Program dan Pengelolaan Pendidikan
Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, dan pendidikan lainnya.
B. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
Pembaharuan yang tertuju pada landasan yuridis , kurikulum, pengelolaan, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan.
a. Landasan Yuridis
Pembaruan yang tertuju pada landasan yuridisnya, karena pembaruan landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan yang bersifat prisipal. Sebab landasan yuridis mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan, dan ketenagaan.
b. Pembaruan Kurikulum
Ada dua faktor pengendali yang menentukan arah pembaruan kurikulum, yaitu yang sifatnya mempertahankan dan yang mengubah.
c. Pembaruan Pola Masa Studi
Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan pendidikan.
d. Pembaruan Tenaga Kependidikan
Dalan pembaruan tenaga kependidikan ini tenaga kependidikan ialah tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional
Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, seperti Pancasila, UUD 1945, GBHN, UU organik pendidikan, peraturan pemerintah, dll.





BAB IX
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.
A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan” lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Pembangunan dapat menunjang dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang usaha pendidikan. Status pendidikan dan pembangunan, yaitu:
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
(a) Segi sasaran.
(b) Segi lingkungan.
(c) Segi jenjang pendidikan.
(d) Segi pembidangan kerja atau sector kehidupan.

1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem . lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, ataupun dalam sistem pendidikan pra-jabatan dan dalam jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara bersinambungan.
4. Segi Pembidangan Kerja Atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain: bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dll.
C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal, yaitu:
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena manusia yang dapat dididik dan harus selalu dididik (demikian menurut Langeveld). Bayi hanya akan menjadi manusia jika melalui pendidikan



.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu:
- Aspek filosofis dan keilmuan.
- Aspek yuridis dan perundang-undangan.
- Struktur.
- Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar